Jumat, 28 April 2017

Tanda Kiamat Besar : Munculnya Asap Misterius Dari Langit Selama 40 Hari

Tanda kiamat besar menurut sebuah hadits adalah adalah 10 sebagaimana di sebutkan nabi saw
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Hari Kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda: (1) penenggelaman permukaan bumi di timur, (2) penenggelaman permukaan bumi di barat, (3) pe-nenggelaman permukaan bumi di Jazirah Arab, (4) keluarnya asap, (5) keluarnya Dajjal, (6) keluarnya binatang besar, (7) keluarnya Ya’juj wa Ma’juj, (8) terbitnya matahari dari barat, dan (9) api yang keluar dari dasar bumi ‘Adn yang meng-giring manusia, serta (10) turunnya ‘Isa bin Maryam Alaihissallam.”

Kemudian yang akan kita bahas sekarang ini adalah salah satu tanda di antara tanda besar Hari Kiamat adalah munculnya ad-dukhan (asap). Pencantuman ad-Dukhan sebagai nama surat ke-44 dalam Alquran mengindikasikan seriusnya ancaman ini akan datang pada umat Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran, "Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih." (QS ad-Dukhan [44]: 10-11).

Imam Thabrani menyebutkan, peringatan Rasulullah SAW tentang ad-Dukhan tersebut bersanding dengan bahaya Dabbah (binatang melata yang keluar dari perut bumi dan memangsa manusia) dan Dajjal. Tanda-tanda ini merupakan tanda besar Hari Kiamat. Hal ini termaktub dalam sabda Beliau SAW,


 "Sungguh Rabb-Mu telah memperingatkanmu akan tiga hal, ad dukhan (asap) yang akan mengakibatkan orang Mukmin demam dan orang kafir melepuh sehingga keluar asap dari telinganya. Kedua adalah Dabbah, dan ketiga adalah Dajjal." (HR Thabrani).

Penyebutan hadis secara urut ini mengindikasikan tahapan-tahapan dari tiga tanda-tanda kiamat kubra (besar) tersebut. Diawali dengan dukhan, kemudian Dabbah, selanjutnya Dajjal.Ada beberapa penafsiran ulama tentang makna dari ad-dukhan. Ibnu Mas'ud RA menafsirkan, ad-dukhan bisa dimaknai dengan kesempitan hidup yang melanda kaum Quraisy pada zaman Nabi Muhammad SAW. Saat itu, Nabi SAW mendoakan kaum kafir Quraisy yang menolak dakwah Islam agar mendapat kesempitan hidup. Semenjak itu, sengsaralah kehidupan kaum kafir Quraisy. Banyak di antara mereka yang sampai memakan bangkai dan tulang-belulang.

Ibnu Jarir Ath-Thabari yang juga sepaham dengan pendapat Ibnu Mas'ud mengatakan, kesengsaraan yang dialami kafir Quraisy tersebut diibaratkan seperti asap yang menyelimuti bumi. Firman Allah SWT, "Tetapi, mereka bermain-main dalam keragu-raguan. Maka, tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata." (QS Ad-Dukhan [44]: 9-10). 


Menurut Ibnu Jarir, ayat ini tertuju kepada kaum kafir Quraisy di zaman Rasulullah SAW.Pendapat lainnya mengatakan, ad-Dukhan adalah tanda besar Kiamat yang akan datang pada akhir zaman nanti. Ibnu Abbas yang meyakini pendapat ini menyebutkan, ad-dukhan berasal dari sebuah meteor dari bintang "Dzu Dzanbin" yang jatuh ke bumi. Akibat dari meteor ini menimbulkan asap yang menyebabkan demam bagi orang beriman dan melepuhkan kulit orang-orang kafir.

Melihat kepada lafaz ayat, fartaqib (maka tunggulah) menunjukkan sesuatu yang belum terjadi, tapi mengindikasikan sangat dekat kedatangannya karena ada kata perintah untuk menunggu. Pendapat ini banyak dipakai sejarawan Islam yang meneliti tanda-tanda Hari Kiamat. Ada pula yang mengaitkan ad-dukhan dengan perang nuklir yang meracuni udara dengan gas kimia berbahaya. Hal ini diprediksikan bisa terjadi dalam Perang Armagedon (perang besar di akhir zaman) dan menjadi tanda besar Hari Kiamat.Al-Qurthubi dalam tafsirnya (16/130) menggabungkan dua pendapat Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas ini. Menurut al-Qurtubi, bisa jadi asap yang dimaksudkan ada dua sesi. Sesi pertama telah turun pada zaman Nabi SAW untuk mengazab orang kafir Quraisy. Sedangkan, sesi kedua menjadi tanda besar akan datangnya Hari Kiamat, yakni hantaman meteor ke muka bumi yang menyebabkan asap. Demikian seperti dipaparkan dalam 'Asyarathus Saa'ah (10 tanda besar Hari Kiamat, hal 383-388).

Ibnu Katsir ketika menafsirkan surat ad-Dukhan mengutip perkataan Ibnu Abi Hatim yang ia terima dari Ali bin Abu Thalib. Menurutnya, hantaman meteor mengakibatkan kabut asap dan peningkatan suhu bumi. Orang beriman dilindungi dari mara bahaya tersebut. Kalaupun mereka terkena dampaknya, hanya berupa flu dan demam saja. Adapun dampak bagi orang kafir akan melepuhkan kulitnya sehingga dari telinganya pun mengeluarkan asap.Beberapa kalangan mendeskripsikan ad-Dukhan menyelimuti bumi selama 40 hari. Manusia yang merasakan ad-Dukhan tersebut seperti digambarkan dalam istilah nuclear winter. Makhluk hidup, tidak hanya manusia, akan merasakan kesengsaraan. Tak terkecuali orang beriman pun akan merasakan dampaknya walau hanya sebatas demam dan flu biasa.

Segala musibah yang diturunkan Allah kepada manusia ditujukan sebagai peringatan agar mereka kembali kepada Allah. Sabda Nabi SAW, "Jika timbul maksiat pada umatku maka Allah SWT akan menyebarkan azab dan siksa kepada mereka." Ummu Salamah RA (istri Rasulullah SAW) bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah waktu itu tidak ada orang saleh?" Rasulullah SAW menjawab, "ada."Ummu Salamah bertanya, "Apakah yang akan Allah perbuat kepada mereka?" Rasulullah SAW bersabda, "Allah akan menimpakan kepada mereka azab sebagaimana ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat maksiat. Kemudian mereka akan mendapatkan keampunan dan keridhaan dari Rabbnya." (HR Ahmad). 


Wallahu'alam.

Refrensi : Republika news


Selasa, 25 April 2017

Rasulullah pun Tak mau Menshalati Muslim Yang Korupsi

Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak
Editor : M Alie Marzen


Korupsi adalah merupakan salah satu penyelewengan amanah dalam hal menjaga harta milik orang lain. Atau singkatnya menyembunyikan atau memakan harta yang bukan haknya. Dalam pertemuan kali ini kita akan membahas tentang bahaya dosa korupsi dalam kehidupan dunia dan diakhirat nanti, sebelum kita lebih lanjut saya membawakan mukadimah hadits dibawah ini

Nabi Muhammad SAW bersabda, La yaqbalu sholatan bighoiri tohurin wa la shodaqotan min ghululin, (Allah tidak menerima salat seseorang tanpa bersuci dan sedekah (harta) dari hasil korupsi). (HR Muslim).

Tidak ada kebaikan yang diterima Allah SWT yang dibangun dengan harta haram dan kezhaliman. Ibadah shalat yang dikerjakan, sedekah yang ditunaikan, haji yang dikerjakan atau kebaikan lain yang dilakukan tidak bermakna ibadah sama sekali di sisi Allah SWT, bila seorang Muslim masih Melakukan praktik korupsi dalam hidupnya, menumpuk kekayaan, dan memberikan nafkah kepada keluarganya dari hasil korupsi.Rasullulah SAW sangat membenci perilaku ghulul atau di Indonesia kita kenal sebagai korupsi atau perilaku maling yakni mengambil hak orang lain atau hak publik, atau menggunakan kekuasaan yang dimiliki untuk kepentingan pribadi atau kelompok, memperkaya diri dengan cara yang haram, serta abai terhadap hak-hak orang banyak.

Nabi SAW sangat membenci korupsi. Kebencian Rasulullah SAW terhadap korupsi pernah ditunjukkan ketika ada salah satu sahabat yang gugur dalam Perang Khaibar.Nabi SAW diajak untuk menshalati sahabat yang gugur tersebut. Namun Beliau dengan tegas menolak, dan mempersilahkan sahabat lain untuk menshalati sahabat yang gugur tersebut.Sahabat yang lain bertanya mengapa Rasulullah SAW menolak menshalati sahabat yang gugur tersebut. Rasul menjawab, “Sahabat kita itu telah melakukan ghulul.“Setelah dicek, ternyata sahabat yang gugur tersebut masih menyimpan manik-manik hasil rampasan perang yang belum dibagikan, yang nilainya sekitar dua dirham.Bila dikonversi dengan nilai Rupiah saat ini sekitar Rp 150 ribu. Hanya karena menggelapkan ghonimah senilai dua dirham, Nabi SAW menunjukkan ekspresi kebencian yang terang. Bagi para sahabat, hukuman yang diterapkan Rasulullah SAW tersebut sangat berat, baik secara sosial maupun secara spiritual.

Melalui peristiwa Perang Khaibar tersebut, Islam membangun konstruksi budaya antikorupsi yang sangat kuat. Betapa tindakan koruptif ditempatkan pada posisi yang bisa menggugurkan ibadah-ibadah lainnya, merobohkan susunan kebaikan yang sudah dan akan dilakukan seorang Muslim.Bahkan sebagian ulama sampai pada satu kesimpulan bahwa tindakan koruptif adalah tindakan syirik. Mereka yang melakukan korupsi dinilai telah tunduk dan menuhankan uang atau materi, dan abai akan kehadiran Allah SWT. Padahal, dosa syirik tidak diampuni oleh Allah SWT.Tindakan koruptif teramat sulit bertobatnya karena harus meminta maaf kepada seluruh rakyat yang dirugikan akibat praktik korupsi yang pernah dilakukan. Tindakan korupsi yang pernah dilakukan seseorang bisa jadi secara tidak langsung memberikan kesengsaraan bagi hidup orang banyak.Maka, ketika korupsi masih tetap ramai dilakukan oleh sebagian besar pimpinan dan rakyat suatu bangsa dan negara, sejatinya mereka meninggalkan ajaran Islam, melupakan tauhid, dan mengabaikan budaya antikorupsi yang dibangun oleh Islam melalui perintah Allah SWT dan sunah Rasullulah.Meninggalkan perilaku koruptif dan membangun budaya antokorupsi dengan menghadirkan nilai-nilai kejujuran adalah budaya sejati Islam. Islam tidak bisa tegak tanpa menghadirkan nilai-nilai akhlak yang baik. Islam adalah husn khuluq (akhlak yang baik). Akhlak yang baik itu adalah akhlak yang antikorupsi.

Karena besarnya dosa korupsi sehingga rasulullah saw pun enggan menyalati walaupun dia gugur dalam perang jihad, naudzubillah, mari kita bersihkan diri dari budaya korupsi yang menggerogoti kehidupan masyarakat dewasa ini.

sumber : republika news

Selasa, 18 April 2017

Download Ebook Multi Level Marketing Dalam Hukum Islam


 
Ditengah kelesuan dan keterpurukan ekonomi nasional, datanglah sebuah sistem bisnis yang banyak menjanjikan dan keberhasilan serta menawarkan kekayaan dalam waktu singkat. Sistem ini kemudian dikenal dengan istilah Multi Level Marketing (MLM) atau Networking Marketing. Banyak orang yang bergabung kedalamnya, baik dari kalangan orang‐orang awam ataupun dari kalangan penuntut ilmu, bahkan dari berita yang sampai kepada kami ada sebagian pondok pesantren yang mengembangkan sistem ini untuk pengembangan usaha pesantren. Pertanyaan yang kemudian muncul, apakah bisnis dengan model semacam ini diperbolehkan secara syar’i ataukah tidak ? Sebuah permasalahan yang tidak mudah untuk menjawabnya, karena ini adalah masalah aktual yang belum pernah disebutkan secara langsung dalam litelatur para ulama’ kita. Namun alhadulillah Allah telah menyempurnakan syari’at islam ini untuk bisa menjawab semua permasalahan yang akan terjadi sampai besok hari kiamat dengan berbagai nash dan kaedah‐kaedah umum tentang masalah bisnis dan ekonomi. Oleh karena itu dengan memohon petunjuk pada Allah, semoga tatkala tangan ini menulis dan akal berfikir, semoga Allah mencurahkan cahaya kebenaran‐ Nya dan menjauhkan dari segala tipu daya syaithan. Wallahul Muwaffiq
 


Download Ebook Metodologi Bibel dalam Studi Al Quran




Sejak masa Nabi Muhammad saw. sampai sekarang. orientalis tak henti-hentinya untuk menyerang risalah Ilahi. Mereka mempertanyakan dan mengaburkan sejarah awal kodifikasi Al-Qur'an. Di sini, Adnin Annas, yang saat ini sedang mengambil program Doktor di ISTAC IIUM Kuala Lumpur, mencoba merunut upaya penyelewengan orientalis dari Leo III (717-741) hingga orientalis saal ini.
Membaca buku ini akan menambah hanyak wawasan kita tentang hal-hal yang telah dilakukan oleh orientalis terhadap Al-Qur'an. Orientalis bukan hanya mengatakan hahwa Al-Qur'an karangan Muhammad. Al-Qur'an penuh kontradiksi di dalamnya; tapi mereka juga mengatakan bahwa sejarah pembukuan Al-Qur'an tidak jelas dan telah direduksi oleh khalifah 'Uthman.
Dalam memaparkan pendapat-pendapat orientalis itu, penulis langsung merujuk sumber-sumber primer dan mengupas kekeliruan dan kecerobohan pendapat mereka, dengan teliti. Selain itu Adnin juga mengkritik Mohammed Arkoun dan Nasr Hamid yang mengadopsi metodologi Bibel dalam studi Al-Qur'an.
Walhasil, sebagai umat lslam keyakinan kita terhadap kebenaran wahyu Al-Qur'an, tidak akan ragu sampai akhir hayat di kandung badan. Karena hanya Al-Qur'an lah yang telah terbukti otentisitas kodifikasi awalnya dan telah terbukti kebenaran isinya. Firman Allah swt.: "Dan Kami turunkan (Al-Qur'an) itu dengan sebenar-benarnya dan Al-Qur'an itu telah turun dengan (membawa) kebenararn." (Surah Al-Isra': 105).
 
Selamat menikmati hidangan yang mencerahkan ini.




Download Ebook Meraih Takdir Baik pdf




Husnul khatimah adalah mengakhiri kehidupan dengan baik. Sementara itu, kehidupan adalah scbuah awal dan peralanan seorang manusia. Ketika ía dihidupkan, Ia dalam keadaan memulai perjalanan. Sementara Itu, ketika Ia menginggal, berarti Ia telah sampal ke tempat tujuan perjalanannya. Entah Itu di tempat yang membahagiakan atau tempat yang menyengsarakannya. Kematian merupakan suatu hal yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Setiap makhluk pasti akan kembali KepadaNYA. Buku dihadapan anda ini menjelaskan kematian atau ahir kehidupan manusia pada waktu apa saja sehigga husnul khotimah, selamat membaca.







Download Ebook Menyingkap Tabir Ihwanul Muslimin


MUKADDIMAH PENULIS

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا ، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa-jiwa kami dan kejelekan amalan-amalan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak akan ada yang menyesatkannya. Dan barangsiapa disesatkan oleh Allah, maka tidak akan ada yang memberi petunjuk kepadanya.

Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali hanya Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah seorang hamba dan utusan-Nya.

 ياأيها الذين أمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (Ali Imran: 102)
ياأيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحده وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (An-Nisa: 1)

 يا أيها الذين أمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما 

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (Al-Ahzab: 70-71)
أما بعد : فإن أصدق الحديث كلام الله ، وخير الهدي هدي محمد  ، وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ،وكل ضلالة في النار
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan. Setiap perkara yang diada-adakan adalah bid'ah. Setiap bid'ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan ada di neraka.

Kemudian, sebagai pembukaan, saya katakan:
Ketahuilah -mudah-mudahan Allah Ta'ala memberikan taufik kepadamu dengan apa yang dicintai-Nya dan diridhai-Nya bahwasanya "dialog" yang ada di hadapanmu adalah dialog yang telah dirancang menurut manhaj Ikhwanul Muslimin dalam memberikan kerancuan kepada Ahlus Sunnah wal Jama'ah tanpa bisa mengetahui apa sebenarnya manhaj kelompok ini dan pemimpin-pemimpinnya.

Dialog yang saya tulis ini adalah terbersit dari sayang dan cinta kepadamu dan sebagai manifestasi dari sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dalam hadits shahih:

الدين النصيحة, قيل: لمن يا رسولله؟ قال: لله ولكتابه ولرسوله ولإئمة المسلمين وعامتهم
"Agama itu nasehat", maka kami (shahabat) bertanya, "Bagi siapa?" Bersabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, "Bagi Allah, bagi kitab-Nya, Rasul-Nya dan para imam kaum muslimin serta orang-orang awam dari mereka." (HR. Muslim)

Barangkali pembicaraan ini akan berat bagimu, tapi itulah al-haq -insya Allah-, oleh karenanya harapanku, agar kamu ikuti terus sampai selesai pembahasan ini kemudian kamu perhatikan: "Dengan siapa kebenaran (al-haq) itu? Maka jika kamu melihat bahwa kebenaran ada pada jamaahmu (Ikhwanul Muslimin) dengan dalilnya, maka janganlah kamu kikir untuk memberikan nasehat dan petunjuk kepada kami.

Akan tetapi jika sebaliknya (yakni al-haq tidak ada pada Ikhwanul Muslimin), maka tidak ada jalan bagimu, kecuali menerima al-haq itu dari manapun datangnya.  
"Tidak patut bagi laki-lagi yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata." (Al-Ahzab: 36)


Download Ebook Menyingkap Tabir Fasisme (Harun Yahya)

Fasisme dikenal sebagai ideologi yang lahir dan berkembang subur pada abad ke-20. Ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang Dunia I, dengan berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, tetapi juga di negara-negara seperti Yunani, Spanyol, dan Jepang, di mana rakyat sangat menderita oleh cara-cara pemerintah yang penuh kekerasan. Berhadapan dengan tekanan dan kekerasan ini, mereka hanya dapat gemetar ketakutan. Diktator fasis dan pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu—di mana kekuatan yang brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukum—mengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. Lebih jauh lagi, pemerintahan fasis diterapkan dalam hampir semua tingkatan kemasyarakatan, dari pendidikan hingga budaya, agama hingga seni, struktur pemerintah hingga sistem militer, dan dari organisasi politik hingga kehidupan pribadi rakyatnya. Pada akhirnya, Perang Dunia II, yang dimulai oleh kaum fasis, merupakan salah satu malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia, yang merenggut nyawa 55 juta orang.
Namun, ideologi fasisme tidak hanya ada dalam buku-buku sejarah. Meski saat ini tidak ada satu negara pun yang menyebut diri sebagai fasis atau secara terbuka mempraktikkan fasisme, di berbagai negara di dunia terdapat banyak pemerintahan, kelompok dan partai politik yang mengikuti pola-pola fasistik. Walaupun nama dan taktiknya telah berubah, mereka masih terus menimpakan kesengsaraan serupa pada rakyat. Berkemungkinan pula, kemerosotan kondisi sosial dapat membuat dukungan terhadap fasisme makin berkembang. Karenanya, fasisme terus-menerus menjadi ancaman bagi kemanusiaan.
Buku ini ditulis untuk menghadapi bahaya yang terus membayangi tersebut. Selain menyingkap berbagai kecenderungan fasistik yang muncul dalam aneka bentuk dan metode, buku ini juga dimaksudkan untuk mengungkap akar dan sasaran mereka yang sesungguhnya. Tujuan lainnya adalah untuk menyingkap kedok “agamis” yang terkadang digunakan fasisme dan mengungkap keberadaannya sebagai sebuah sistem yang sama sekali bertolak belakang dengan agama sejati.
Untuk mengobati penyakit, pertama-tama perlu diidentifikasi virus penyebabnya, lalu dilawan dan ditemukan penangkalnya. Dengan begitu, kondisi-kondisi yang memungkinkan penyakit berkembang dapat dilenyapkan, sehingga penyakit itu sendiri dapat ditumpas. Begitu pula halnya, agar terbebas dari rasa takut akan “fasisme”, orang harus melawan dasar-dasar ideologis dan pengaruh-pengaruh yang mendukung perkembangannya. Sebagaimana yang akan kita bahas dalam buku ini, prinsip mendasar di balik fasisme masa kini adalah Darwinisme, yang dimunculkan seakan-akan suatu teori ilmiah meski tidaklah demikian adanya. Namun, Darwinisme, yang menyatakan klaim-klaim seperti “manusia adalah hewan yang telah berkembang sempurna”, “beberapa ras telah tertinggal dalam proses evolusi”, dan “melalui seleksi alam, yang kuat akan bertahan dan yang lemah tersingkir”, telah menjadi sumber bagi banyak ideologi berbahaya sepanjang abad ke-20, terutama fasisme. Oleh karena itu, sebagaimana yang akan kita bahas lebih rinci, Darwinisme bertanggung jawab atas banyak penindasan dan kekerasan.
Bahkan, walaupun di negara kita tidak terdapat gerakan atau praktik fasis, orang-orang yang berupaya membangkitkan fasisme telah diawasi, dan Darwinisme tidak diterima secara luas, kita tak boleh mengendurkan kewaspadaan. Semua orang yang berhati nurani harus ikut serta dalam perjuangan ideologis melawan semua kekuatan dan ideologi yang membuat kerusakan di muka bumi dan bermaksud menghancurkan kedamaian dan ketertiban. Allah telah menyuruh manusia untuk hidup dengan aman dan damai. Dalam Al Quran Allah memerintahkan:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu .” (QS. Al Baqarah, 2: 208)



Pentingnya Niat dalam Beramal

Oleh Prof Dr KH Nasaruddin Umar 

Dalam sebuah nasehat Nabi Muhammad Saw dalam hadis mutawatirnya selalu mengingatkan: Innamal a'mal bi al-niyat (sesungguhnya perbuatan [yang bernilai ibadah] ialah perbuatan yang disertai dengan niat [karena Allah]).
Hadis ini menunjukkan nilai ibadah setiap amal dan perbuatan tanpa niat. Sekalipun yang dilakukan adalah ibadah khusus. Sebaliknya amal perbuatan duniawi yang baik dan dilakukan dengan niat ibadah, maka  akan bernilai ibadah di mata Tuhan. Ulama fikih menganggap sia-sia amal perbuatan tanpa niat. Karena itu, imam Syafi’ pendiri mazhab Syafi’ yang banyak dianut di Asia Tenggara dan Mesir mengharuskan adanya niat bagi setiap perbuatan jika dikehendaki sebagai ibadah. Kalangan ulama Kalam (teolog) menganggap niat sebagai faktor yang membedakan antara perbuatan manusia (human creations) dan perbuatan binatang (animal creations). 
 
Senada dengan pandangan ulama tasawuf seperti dikatakan oleh Ibnu ‘Arabi di dalam Fushush al-Hikam-nya, perbuatan yang dilakukan dengan niat suci dan penuh penghayatan adalah perbuatan keilahian (al-af’al al-Haqqani/Divine Creations).Niat adalah bentuk keterlibatan Tuhan mulai dari kehendak (masyi’ah), kemampuan (istitha’ah), sampai terjadinya perbuatan (kasab). Semakin terasa keterlibatan Tuhan di dalam sebuah perbuatan maka semakin kuat niat itu. Segala perbuatan yang dilakukan dengan kekuatan niat, maka semakin berkah pula perbuatan itu. Pada hakikatnya niat adalah konsep matang dan penuh kesadaran dari dalam diri kita tentang suatu perbuatan yang kita akan lakukan. Dalam bahasa manajemen, niat dapat dihubungkan dengan programming atau perencanaan yang baik. Tanpa perencanaan sulit mengharapkan hasil yang baik.

Dalam ilmu manajemen modern, selalu dititik beratkan arti penting sebuah programming, karena sebuah pekerjaan tanpa perencanaan yang baik pasti tidak akan menjanjikan out-put dan out-come lebih baik. Niat adalah the first creation dan implementasinya adalah the second creation.Masih banyak di antara kita melakukan perbuatan baik, termasuk menjalani rutinitasnya tanpa niat. Padahal, Nabi Muhammad Saw dalam hadis mutawatirnya selalu mengingatkan: Innamal a'mal bi al-niyat (sesungguhnya perbuatan [yang bernilai ibadah] ialah perbuatan yang disertai dengan niat [karena Allah]).Hadis ini menafikkan nilai ibadah setiap amal dan perbuatan tanpa niat. Sekalipun yang dilakukan adalah ibadah khusus. Sebaliknya amal perbuatan duniawi yang baik dan dilakukan dengan niat ibadah, maka  akan bernilai ibadah di mata Tuhan.
Ulama fikih menganggap sia-sia amal perbuatan tanpa niat. Karena itu, imam Syafi’ pendiri mazhab Syafi’ yang banyak dianut di Asia Tenggara dan Mesir mengharuskan adanya niat bagi setiap perbuatan jika dikehendaki sebagai ibadah. Kalangan ulama Kalam (teolog) menganggap niat sebagai faktor yang membedakan antara perbuatan manusia (human creations) dan perbuatan binatang (animal creations). 
Senada dengan pandangan ulama tasawuf seperti dikatakan oleh Ibnu ‘Arabi di dalam Fushush al-Hikam-nya, perbuatan yang dilakukan dengan niat suci dan penuh penghayatan adalah perbuatan keilahian (al-af’al al-Haqqani/Divine Creations). 

Niat adalah bentuk keterlibatan Tuhan mulai dari kehendak (masyi’ah), kemampuan (istitha’ah), sampai terjadinya perbuatan (kasab). Semakin terasa keterlibatan Tuhan di dalam sebuah perbuatan maka semakin kuat niat itu. Segala perbuatan yang dilakukan dengan kekuatan niat, maka semakin berkah pula perbuatan itu. Pada hakikatnya niat adalah konsep matang dan penuh kesadaran dari dalam diri kita tentang suatu perbuatan yang kita akan lakukan. Dalam bahasa manajemen, niat dapat dihubungkan dengan programming atau perencanaan yang baik. Tanpa perencanaan sulit mengharapkan hasil yang baik.Dalam ilmu manajemen modern, selalu dititik beratkan arti penting sebuah programming, karena sebuah pekerjaan tanpa perencanaan yang baik pasti tidak akan menjanjikan out-put dan out-come lebih baik. Niat adalah the first creation dan implementasinya adalah the second creation. (sumber : republika news)